BANTUL—Belum didapatkannya amunisi lini depan yang baru diakibatkan manajemen Persiba Bantul ketakutan harga mahal yang dipatok penyerang-penyerang andal Indonesia.
Manajemen hanya mencari pemain berharga tidak terlalu mahal namun berkualitas. Segi efektivitas menjadi sebuah perhitungan tersendiri bagi manajemen tim berjuluk Laskar Sultan Agung itu dalam menggaet seorang pemain untuk menambah kekuatan.
“Kami standarkan dengan kemampuan yang dimilikinya. Yang penting jangan terlalu mahal saja. Jika terlalu mahal kami harus merundingkan dulu dengan konsorsium LPIS [PT Liga Prima Indonesia Sportindo, pengelola kompetisi],” ujar Manajer Persiba, Briyanto, kepada Harian Jogja, Rabu (4/1).
Briyanto menandaskan selama ini belum ada seorang agen yang mengajukan tawaran untuk menyodorkan nama pemain berkualitas sebagaimana yang diharapkan. Padahal, ketika tim itu masih proses seleksi pemain, banyak agen yang menawari pemain-pemain yang kualitasnya sedikit mentereng.
Terbukti ketika proses seleksi dilakukan, banyak nama-nama pemain nasional yang sempat berlabuh di Bantul. Sebut saja Rudi Widodo dan Zaenal Arif. Namun, ketika sudah pada taraf negosisasi, realisasi itu akhirnya gagal. Pemain memilih mencari klub lain karena merasa tidak cocok dengan harga yang ditawarkan meski telah beberapa hari berada di Bantul untuk mempertontonkan kemampuannya.
Sekretaris Persiba Wikan Werdho Kisworo membenarkan jika sampai sekarang ini Si Merah Persiba belum mendapatkan titik terang perihal pemain baru yang akan didatangkan.
“Sampai saat ini kami belum mendapatkan gambaran pemain yang akan kami datangkan. Harapan kami pemain baru itu pemain ysng layak tonton dan layak pakai. Hal itu agar dapat meningkatkan animo masyarakat,” tandas Wikan.
LPIS sebelumnya sudah menawarkan siap menjembatani terkait dengan dana jika ada klub-klub yang ingin menambah amunisi baru. Namun, entah mengapa hingga kini belum ada satu kabar pun pemain berkualitas itu yang akan coba direkrut.
(Harian Jogja/Arif Wahyu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar