Jumat, 04 Maret 2011

DERBYSTIMEWA 'PSS Vs PERSIBA'

Aksi Anarkisme dan Premanisme yang dilakukan pendukung kesebelasan Persigo Gorontalo saat menjamu Persiba Bantul (1/03)kembali menyadarkan pada kita, betapa masih sulitnya mendewasakan perilaku suporter. Meskipun Paserbumi belum pernah bertindak ala 'bar-bar' diatas, tetap tidak dibenarkan melakukan aksi balasan. Balas dendam tidak menyelesaikan masalah. Satu ‘PR’ besar di dunia per- sepakbolaan Indonesia, dimana setiap tindakan kekerasan dengan mengatasnamakan suporter, amat jarang dipidanakan ataupun diusut tuntas. Berkaca pada kasus Arif setaun silam, hingga sekarang tak jelas rimbanya. Sejak era Ari Pambudi hingga Hanung Raharjo, kedua figur Lurah Paserbumi tersebut, tak pernah lelah mengajak kita agar menjadi suporter yang santun dan dewasa. Memang belum sepenuhnya terwujud, tetapi setidaknya pencitraan tentang Paserbumi, masih jauh dari kesan anarki. Sudah waktunya suporter menjadi ''Agent of change'' atau agen perubahan, baik pada klubnya sendiri maupun ke PSSI. Kita harus bisa keluar sedikit demi sedikit dari kungkungan tribun Stadion. Demo anti Nurdin Halid yang dilakukan beberapa hari yang lalu, bisa jadi contoh kecil tentang arti perubahan.

Paserbumi resmi hadir di Maguwo International Stadium

Jelang laga Derbystimewa jilid ll, 7 Maret mendatang, Dua kubu pendukung tim Persiba dan PSS, telah mengadakan pertemuan pendahuluan. Meski banyak bersifat teknis, baik Hanung Raharjo dari Paserbumi serta Supriyoko dari Slemania, sepakat menciptakan suasana aman dan nyaman saat laga nanti. Atmosfir persaudaraan yang dulu terlihat di Stadion Sultan Agung, coba diulang di MIS. Guna merealisasikan kondisi diatas, kedua wadah resmi pendukung sepakat akan mentaati peraturan Lalu Lintas, tidak membawa senjata tajam, petasan serta tidak mengkonsumsi minuman beralkohol. Walau hubungan Paserbumi – Slemania terbilang harmonis, bukan tidak mungkin ada oknum suporter liar yang akan menciptakan suasana tidak aman dengan cara provokasi. Entah itu di jalan ataupun di dalam Stadion. Untuk itu semua pihak wajib menjaga diri dan bisa membawa diri. Kuota untuk Paserbumi dalam pertemuan kemarin disepakati 1500 orang, namun bisa ditambah hingga 6000 orang. “Yang jelas kami akan menyambut kedatangan Paserbumi, berapapun jumlahnya,” kata Supriyoko. Hingga artikel ini di-release, Hanung Raharjo maupun Carik Paserbumi, belum bisa menjelaskan mekanisme keberangkatan nanti, karena akan dirapatkan Juma't (4/3) malam nanti. “Keamanan jadi prioritas utama, dan koordinasi dengan pihak kepolisian sudah saya lakukan,” ujar Hanung. Mari kita buktikan di derby nanti, kalau Paserbumi bisa menjadi suporter anti anarki.

paserbumi.com©